Selasa, 19 April 2011

Pemeliharaan dan pemulihan produktivitas perikanan terumbu

Dewasa ini tidak bisa dipungkiri lagi bahwa, telah terjadi penurunan produktivitas perikanan terumbu khususnya di Indonesia, hal ini tidak luput dari perbuatan manuasia yang sering kali menjadikan alam sebagai korban dalam setiap kegiatanya.

Adapun beberapa langkah yang dapat di tempu untuk pemulihan dan pemeliharaan produktivitas perikanan terumbu.

1. Perubahan ke praktek-praktek perikanan yang kurang merusak /ramah lingkungan.
  • Hal ini merupakan salah satu langkah pertama yang paling mendasar dalam penyelamatan ataupun pemulihan produktivitas perikanan terumbu. Misalnya : membuat peraturan mengenai alat tangkap yang dilarang dalam penangkapan, dimana alat yang dimaksud adalah jenis alat tangkap yang dapat merusak ekosistem ataupun menangkap ikan ataupun organism lainya yang belum memijah.
2. Peningkatan populasi ikan secara buatan (Hatcheri-hatcheri)tujuan pemanfaatan potensi hatcheri yaitu meliputi
  • Membangun kembali populasi spesies yang menurun/terancam
  • Meningkatkan kelestarian populasi di alam bebas
  • Mempercepat pemulihan populasi yang rusak oleh bencana (kemarau, badai, banjir, pencemran)
Adapun hambatan dalam peningkatan poulasi ikan secara buatan yakni
  • Gagal bertahan hidup
  • Terlalu mahal untuk diproduksi
  • Terlalu sedikit untuk membuat perbedaan kuantitatif di alam bebas
  • Tidak masuk populasi breeding
  • Menunda pekerjaan dari manajemen yang lebih efektif yang dapat terukur untuk melindungi stok sisa di alam
  • Memasukkan atau memfasilitasi penyebaran penyakit dan parasit pada populasi di alam Mengarah ke invasi spesies-spesies eksotik yang merusak zona lokal
  • Hanya menguntungkan spesies-spesies estuaria, anadromous atau air tawar yang terseleksi
  • Merubah atau merusak genetik stok alam
  • Merusak daya tarik dalam konservasi yang berkelanjutan dan stok-stok alam yang asli

3. Alterasi habitat
A. Terumbu buatan
Salah satu alterasi habitat yaitu pembuatan terumbu buatan, dimana berfungsi sebagai :
  • Mengkonsentrasikan organisme untuk penangkapan yang lebih efisien
  • Melindungi organisme kecil/juvenil dan daerah pengasuhan dari pengrusakan alat tangkap
  • Meningkatkan produktivitas alami dengan memberikan habitat baru bagi organisme sesil untuk melekat permanen dan selanjutnya diikuti oleh terbentuknya suatu asosiasi rantai makanan
  • Menciptakan habitat baru dengan meniru terumbu alami untuk menarik spesies target
B. Alterasi dan restorasi habitat
Habitat tropis yang penting untuk restorasi adalah mangrove, padang lamun, terumbu karang dan rawa pasang surut
Tehnik-tehnik restorasi:
  • Menghilangkan tekanan-tekanan
  • Peningkatan ketersediaan substrat untuk penempelan larva
  • Trasplantasi karang dari suatu daerah ke daerah yang lain
  • Menciptakan habitat baru dengan meniru terumbu alami untuk menarik spesies target
4. Introduksi spesies eksotik
5. Perlindungan daerah secara permanen
Salah satu yang dapat dilakukan yaitu Terminologi daerah perlindungan laut seperti CPL, zona tidak ada penangkapan, daerah konservasi, daerah inti, santuaria, zona non konsumtif, zona pelengkap, zona reservasi, zon preservasi, taman atau kotak perlindungan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar